Langsung ke konten utama

Pengembangan SDM

Nama   : Santi Setiyowati
NPM   : 1A514007
Kelas   : 3PA11



Psikologi Manajemen


Tiga teknik merancang pekerjaan berdasarkan pendekatan psikologi yaitu :
A.      Job Enlargement
Pengertian job enlargement adalah memberikan tugas dan tanggung jawab lebih besar pada karyawan. Namun ini dalam bentuk kuantitas. Biasanya pekerjaan baru ini sama dengan apa yang telah dilakukan oleh seseorang sebelumnya. Misalnya, Anton menangani customer relations, Tuti bergerak di bidang government relations dan Lani menangani employee relations, ketiganya dapat memperluas pekerjaannya dengan mengizinkan setiap orang dari mereka melakukan ketiga fungsi tadi. Penguasaan terhadap bidang tersebut tidak hanya satu orang tetapi tiga orang. Contoh lainnya, seorang tenaga telemarketing, diminta untuk melakukan panggilan lebih banyak lagi. Beberapa peneliti melaporkan bahwa keuntungan utama job enlargement adalah meningkatnya kepuasaan kerja dan kualitas pekerjaan. Motivasi melalui job enlargement adalah memberikan tugas dan tanggung jawab lebih besar pada karyawan

B.       Job Enrichment
Sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki karena sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu berprestasi maksimal. Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik. Oleh sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia bekerja kearah pencapaian tujuan perusahaan. Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapai kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja karyawan.

·           Pendekatan Perluasan Tugas (Job Enrichment Approaches)
Job enrichment adalah memperluas rancangan tugas untuk memberi arti lebih dan memberikan kepuasan kerja dengan cara melibatkan pekerja dengan pekerjaan perencanaan, penyelenggaraan organisasi dan pengawasan pekerjaan sehingga job enrichment bertujuan untuk menambah tanggung jawab dalam pengambilan keputusan, menambah hak otonomi dan wewenang merancang pekerjaan dan memperluas wawasan kerja. Job enrichment dapat meningkatkan otonomi seseorang dalam mengatur pekerjaannya. Misalnya seorang petugas di dalam melakukan pekerjaannya sebelum diatur oleh suatu prosedur yang ketat, di mana dia tidak di berikan wewenang atau hak untuk memilih metode yang dia anggap paling efektif, untuk memilih bahan-bahan yang di butuhkan, atau untuk mengatur pekerjaannya. Perubahan ini akan memberikan tantangan yang lebih besar bagi dia dan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktifitasnya.

·           Implikasi Job Enrichment terhadap Produktifitas Pekerja
a.         Efisiensi ditentukan oleh beberapa aspek organisasi kerja dan rancangan pekerjaan (spesialisasi, penyederhanaan, tata urutan, keseimbangan beban kerja dan mekanisasi). Efisiensi akan berkurang pada saat pekerjaan menjadi lebih rumit, kurang terspesialisasi dan kurang mekanis.nEfisiensi akan meningkat pada saat ada sejumlah pengurangan spesialisasi.
b.        Efek job enrichment terhadap produktifitas di tentukan, apakah efisiensi meningkat atau berkurang, dan sejauh mana penurunan efisiensi dibarengi dengan kecepatan kerja para karyawan.
c.         Efektifitas job enrichment ditentukan oleh karakteristik para pekerja yang pekerjaannya dirancang kembali.

Program job enrichment lebih berhasil jika dikenakan pada pekerja yang tidak takut terhadap tanggung jawab baru dan yang menganggap penting bekerja keras untuk mencapai keberhasilan pribadi dalam lingkungan kerjanya.

·           Kreativitas dalam Bekerja 
Seorang pemimpin di perusahaan periklanan memberikan tugas kepada bawahannya untuk membuat iklan, mereka di buat dalam satu kelompok dengan tugas yang berbeda-beda di tiap orangnya. Ada yang bertugas sebagai kreatif, pencahayaan, warna dan pengarahan. Mereka harus dapat menyelesaikan tanggung jawab tugas masing-masing bagiannya. Para karyawan melakukan berbagai pembaharuan dan tambahan aplikasi agar tugas yang mereka kerjakan tidak monoton dan lebih menarik. Sehingga tugas yang di berikan oleh pimpinanya dapat sesuai tepat waktu dan hasilnya lebih maksimal. Pada contoh tersebut dapat di kaitkan dengan job enrichment adalah suatu teori untuk meningkatkan motivasi bekerja para pekerja. Pendekatan untuk merancang kembali pekerjaan untuk meningkatkan motivasi intrinsik dan kepuasn kerja. Motivasi intinsik itu sendiri adalah usaha yang dilakukan dalam suatu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan. Contoh di atas mengunakan keragaman keterampilan (skill variety) : keterampilan yang di perlukan untuk melakukan pekerjaan. Semakin banyak ragam keterampilan yang digunakan, akan menguragi kebosanan dalam pekerjaan. Dalam situasi seperti ini, para pekerja tidak mempunyai alasan untuk merasa antusias, termotivasi, atau merasa puas akan pekerjaan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa karakteristik intrisik pekerjaan tetap memiliki korelasi dengan kepuasan kerja, bahkan bagi mereka yang tidak terlalu menginginkan pertumbuhan diri pribadi (Judge et al, 2001).

·           Program Job Enrichment dan Penetapan Target yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :
a.         Mengelompokkan pekerja dalam tim yang baru
Saat ini pekerja dikelompokkan berdasarkan langkah tertentu dalam proses ban berjalan, misalnya kelompok pengisi kaleng, penyegel kaleng, pengisi dus, dsb. Tim yang direkomendasikan adalah tim yang terdiri dari orang-orang dengan keahlian yang berbeda. Masing-masing tim akan diberi tanggung jawab untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu. Dengan cara ini, task identity dan task significance akan meningkat bagi semua pekerja, karena mereka dapat melihat keseluruhan proses mulai dari awal hingga akhir, dan juga mereka dapat melihat bahwa apa yang mereka lakukan adalah penting bagi rekan-rekan sesama tim maupun pelanggan (Judge et al, 2001). Selain itu, autonomy juga dapat meningkat karena masing-masing tim dapat menentukan bagaimana cara yang terbaik bagi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan mereka (Judge et al, 2001). Misalnya anggota tim dapat menentukan pembagian tugas di antara mereka. Salah satu konsekuensi dari program ini adalah adanya kemungkinan mesin-mesin dalam pabrik harus dipindahkan sesuai dengan pengelompokkan tim yang baru ini. Untuk itu, dibutuhkan analisis finansial untuk menentukan apakah perusahaan mampu membiayai hal ini.

b.        Meningkatkan keahlian pekerja
Sejalan dengan tim yang baru, masing-masing pekerja kini harus menguasai lebih dari satu keahlian dalam keseluruhan proses kerja di perusahaan. Karena itu, mereka harus belajar dari rekan sesama anggota tim (coaching), ataupun dari pelatihan yang diadakan oleh perusahaan. Manajemen perusahaan harus memformalkan proses belajar ini untuk memastikan bahwa semua pekerja memiliki waktu dan kesempatan untuk meningkatkan keahliannya (misalnya dengan menetapkan satu jam pertama dari setiap shift kerja sebagai waktu coaching). Sebagai konsekuensinya, hasil kerja kemungkinan akan menurun untuk beberapa saat karena para pekerja masih berusaha mempelajari keahlian yang baru. Namun hal ini tidak akan berlangsung lama karena keahlian-keahlian yang dibutuhkan dalam Contoh Kasus di atas bukanlah keahlian yang rumit.

c.         Tetapkan target
Target haruslah spesifik dan cukup sulit sehingga pekerja termotivasi untuk mencapainya (Locke & Latham, dalam Donovan, 2001). Jika memungkinkan, lebih baik seluruh anggota tim diikutsertakan dalam menetapkan target bagi tim tersebut. Menurut penelitian, Penetapan Target yang melibatkan partisipasi anggota tim akan menciptakan response generalisation (Ludwig & Geller, 1997). Maksudnya adalah bahwa motivasi untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi tidak hanya terjadi pada tugas yang ditargetkan, tapi juga terjadi pada tugas lainnya (Ludwig & Geller, 1997).

d.        Berikan umpan balik
Para pekerja harus diberi informasi mengenai prestasi kerja mereka. Umpan balik ini bisa diberikan secara rutin, atau ketika ada kejadian khusus yang efeknya signifikan bagi perusahaan (Wright, 1991). Penetapan Target sangatlah berkaitan dengan pemberian Umpan Balik karena Target tanpa Umpan Balik tidaklah efektif (Ludwig & Geller, 1997), dan juga sangat sulit memberikan Umpan Balik jika sejak awal tidak ada Target yang dapat dijadikan kriteria evaluasi (Wright, 1991). Konsekuensi dari program ini adalah perusahaan harus menciptakan mekanisme untuk mencatat prestasi kerja, baik dari segi kuantitas (misalnya jumlah dus yang dikirim per hari atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu dus soda) maupun kualitas (misalnya tim mana yang banyak dipuji pelanggan karena tidak pernah melakukan kesalahan dalam memenuhi pesanan).

C.       Social Technical
Ada bermacam-macam pilihan teknologi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang ekonomis dan juga memenuhi kriteria sosial. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengembangan teori sociotechnical sebagai dasar rancangan suatu tugas. Titik pertemuan akan membawa semua kelompok tugas yang layak dan yang akan memuaskan baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan teknis. Pendekatan sociotechnical tidak hanya untuk merancang tugas tetapi juga untuk merancang penyelenggaraan suatu organisasi secara keseluruhan. Apabila produksi ataupun kualitas dari suatu pekerjaan menurun maka perbaikan harus dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:
1.         Mengganti supervise
2.         Memilih pekerja
3.         Menjalankan system penghargaan

Semua ini termasuk di dalam rancangan tugas yang merupakan salah satu dari mekanisme yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. sehingga dengan demikian maka pendekatan sociotechnical juga akan merupakan kerangka untuk merancang penyelenggara organisasi.


Referensi :
Sunyoto Munandar, Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas
Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur Organisasi PT. Indofood CBP

Nama   : Santi Setiyowati NPM   : 1A514007 Kelas   : 3PA11 Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ·            Jabatan Manager  : Untuk PT. Indofood CBP Sukses Makmur memiliki beberapa jabatan manager, yaitu antara lain : ü   Manager Umum ( General Manager ) Manager utama di PT. Indofood CBP Sukses Makmur mempunyai wewenang tertinggi dalam perusahaan  yaitu bertanggung jawab atas berlangsungnya segala kegiatan perusahaan yang meliputi memimpin, mengatur, membimbing dan mengarahkan organisasi perusahaan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten. ü   Manager Pabrik ( Factory Manager ) Untuk manager pabrik, ia bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur serta mengawasi kegiatan yang berhubu...

(#SIP) Sistem Pakar (AI-Artificial Intelligence)

v   Sistem Pakar (AI- Artificial Intelligence ) Disini saya akan membahas tentang Sistem Pakar (AI- Artificial Intelligence ). 1.         Definisi Sistem Pakar & AI ·            Definisi Sistem Pakar Menurut Arhami (dalam Hayadi, 2016) sistem pakar adalah suatu cabang dari AI yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. Menurut Wijaya (dalam Hayadi, 2016) sistem pakar merupakan salah satu bidang kecerdasan buatan ( artificial intelligent ), definisi sistem pakar itu sendiri adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang pakar, dimana sistem pakar menggunakan pengetahuan ( knowledge ), fakta dan teknik berfikir dalam menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dari bidang yang bersangkutan. Menurut H...

(#SIP) CBIS dan Data

v   CBIS dan Data Pada kali ini saya akan membahas Computer Based Information System (CBIS) dan Data. Yang pertama saya akan mebahas tentang Computer Based Information System . ·            CBIS 1.          Definisi CBIS Apa itu Computer Based Information System ? Menurut Fatta (2007), istilah Computer Based Information System (CBIS) sebenarnya mengacu pada sistem informasi yang dikembangkan berbasis teknologi kmputer. Computer Based Information System = Hardware + Software + People + Procedures + Information CBIS biasanya dibedakan menjadi beberapa tipe aplikasi, yaitu : a.          Transaction processing systems (TPS) b.         Management information systems (MIS) c.          Decision support systems (DSS) d.       ...