Langsung ke konten utama

Psikoterapi Tugas 4

Nama   : Santi Setiyowati
NPM   : 1A514007
Kelas   : 3PA11


PSIKOTERAPI

A.      Psikoanalisis: Terapi Transferensi
1.        Pengertian Terapi Transferensi
Transferensi pertama kali dijelaskan oleh Sigmund Freud dan diakui sangat penting untuk psikoanalisis agar lebih memahami perasaan klien. Transferensi adalah fenomena dalam psikoanalisis yang ditandai dengan pengalihan perasaan alam bawah sadar dari satu orang ke orang lain. Pada teknik ini diharapkan klien dapat memperoleh pemahaman atas sifatnya sekarang yang merupakan pengaruh dari masa lalunya.
2.        Cara dan Tahapan pada Terapi Transferensi
Tahapan pada transferensi antara lain:
a.         Tahap pembukaan
Tahap pembukaan ini terjadi pada permulaan interview hingga masalah klien ditetapkan. Terdapat dua bagian pada tahap ini, yaitu disepakati tentang struktur situasi analisis yang menyangkut tanggung jawab konselor serta klien dan bagian kedua dimulai dengan klien menyimpulkan posisinya, sementara konselor terus mempelajari dan memahami dinamika konflik-konflik ketidaksadaran yang dialami klien.
b.        Pengembangan transferensi
Perkembangan dan analisis transferensi merupakan inti dalam psikoanalisis. Pada fase ini perasaan klien mulai ditunjukan kepada konselor yang dianggap sebagai orang yang telah menguasai masa lalunya.
c.         Bekerja melalui transferensi
Tahap ini mencakup mendalami pemecahan dan pengertian klien sebagai orang yang terus melakukan transferensi. Tahap ini dapat tumpang tindih dengan tahap sebelumnya hanya saja transferensi terus berlangsung dan konselor berusaha memahami tentang dinamika kepribadian kliennya.
d.        Resolusi transferensi
Tujuan tahap ini adalah memecahkan perilaku neurosis klien yang ditunjukan kepada konselor sepanjang hubungan konseling. Konselor juga mulai mengembangkan hubungan yang dapat meningkatkan kemandirian pada klien dan menghindari adanya ketergantungan klien pada konselornya.
3.        Kelebihan dan Kekurangan Terapi Transferensi
a.         Kelebihan
·           Dengan terapi psikoanalisis ini, klien dapat terbantu dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
·           Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat
·           Terapis bisa lebih mengetahui masalah dari diri klien, karena klien sendirilah yang memunculkan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu klien yang tidak disadari menyimpan sebuah masalah dengan menghadirkannya kembali dari alam bawah sadar klien.
b.        Kekurangan
Freud mencatat sejumlah keterbatasan dari penanganan psikoanalisis ini yaitu:
·           Tidak semua kenangan masa lalu bisa atau sebaikanya dibawa ke alam sadar.
·           Penanganan ini tidak efektif untuk penyakit menetap dibandingkan dengan masalah-masalah yang terkait dengan fobia, histeria dan obsesi.
·           Selain itu setelah sembuh klien bisa saja mengalami masalah psikis yang lain.
·           Kekurangan yang lain yaitu dalam menjalankan terapi ini butuh waktu yang cukup lama untuk melakukan terapi sehingga membuat klien akan merasa jenuh.

B.       Behavior: Terapi Desentisasi Sistematis
1.        Pengertian Terapi Desentisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif, serta memunculkan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan tersebut. Teknik ini mengarahkan agar klien dilatih untuk menampilkan suatu respon yang tidak konsisten dengan kecemasan yang dialaminya. Wolpe seorang ahli yang pertama mengembangkan teknik desensitisasi sistematis, mengajukan argumen bahwa segenap tingkah laku neurotik adalah ungkapan dari kecemasan serta kecemasan tersebut menurutnya dapat dihilangkan dengan respon-respon yang secara inheren berlawanan dengan respon tersebut.
2.        Cara dari Terapi Desentisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis terdiri dari 3 tahap, yakni melatih relaksasi otot yang mendalam, menyusun hierarki kecemasan (urutan kecemasan), dan menghayalkan stimulus-stimulus yang menimbulkan kecemasan yang diimbangi dengan relaksasi. Untuk latihan relaksasi otot secara mendalam digunakan modifikasi prosedur dari Jacobson (1934). Di bawah instruksi terapis, pasien diajarkan untuk relaks dengan menenangkan dan kemudian mengendurkan sekelompok otot progresif. Tahap ini berakhir bila pasien dengan berkhayal mampu mengendurkan otot-otot.
Tahap kedua adalah menyusun hierarki kecemasan. Dalam suatu rangkaian wawancara, terapis berusaha menemukan situasi-situasi stimulus yang menimbulkan ketakutan atau kecemasan. Misalnya, orang yang mengalami ketakutan yang tidak masuk akal terhadap tempat-tempat yang tinggi (ketinggian). Mungkin ada beberapa hal di mana ketakutan muncul seperti berada dalam bangunan-bangunan yang tinggi, mengendarai mobil di tempat yang tinggi, terbang dengan pesawat terbang yang kecil, dan sebagainya. Untuk setiap hal itu sejumlah stimulus diurut berdasarkan bagaimana stimulus-stimulus tersebut menimbulkan ketakutan, mulai dari yang sangat kurang menakutkan sampai dengan yang sangat menakutkan.
Tahap ketiga adalah dengan berkhayal, stimulus-stimulus yang menimbulkan ketakutan dalam hierarki itu di imbangi dengan relaksasi. Tujuan dari tahap ini adalah menggantikan ketakutan terhadap setiap stimulus dengan relaksasi. Ini dilakukan dengan menyuruh klien membayangkan (menghayalkan) setiap stimulus yang menimbulkan kecemasan sementara klien berada dalam keadaan relaks. Prosedur-prosedur khusus dari tahap ini adalah (a) klien disuruh untuk membayangkan (memikirkan tentang) bermacam-macam adegan dari hierarki kecemasannya. Hal yang ditakuti dalam hierarki itu dikerjakan secara terpisah mulai dengan situasi stimulus yang sangat kurang menakutkan, (b) klien diminta untuk mengacungkan jari telunjuknya bila ia cemas pada saat membayangkan suatu stimulus, (c) mengambil hal yang ditakuti, dan kemudian klien disuruh untuk membayangkan situasi stimulus yang sangat kurang menakutkan pada hal yang ditakuti itu. Klien disuruh untuk berpikir tentang hal itu dan disuruh untuk relaks, dan setterusnya, (d) bila klien tidak memperlihatkan kecemasan, maka disajikan adegan berikutnya dalam hierarki kecemasan itu dan di imbangi dengan relaksasi. Secara bertahap klien dan terapis menelusuri hierarki kecemasan itu dengan cara seperti ini. Jika klien menunjukan kecemasan terhadap suatu stimulus, maka terapis menyuruh klien untuk relaks. Setelah klien relaks, suatu adegan ketakutan yang lebih rendah dalam hierarki itu kemudian disajikan dan terapis serta pasien secara bertahap menelusuri lagi hierarki kecemasan itu.
3.        Kelebihan dan Kekurangan Terapi Desentisasi Sistematis
a.         Kelebihan
Kelebihan dari desensitisasi melalui imajinasi adalah munculnya stimulus-stimulus yang ditakuti dapat diatur. Dengan menghadapi stimulus-stimulus yang ditakuti dalam hierarki secara bertahap lewat imajinasi, seseorang tidak mungkin didorong terlalu jauh oleh suatu peristiwa yang tidak bisa dikontrol. Sebagai teknik klinis, desensitisasi sistematis dinilai sangat efektif dalam mereduksikan kecemasan, ketakutan, dan fobia yang melakat pada kondisi-kondisi tertentu.
b.        Kekurangan
1.        Tidak semua terapis mampu berperan propagandist dalam penerapan teknik treatment desensitisasi sistematis.
2.        Dalam teknik desensitisasi sistematis perlu melibatkan teknik-teknik lain untuk membantu terapis. Contoh: relaksasi.
3.        Teknik memerlukan waktu yang lama untuk penerapannya sebab terdapat tahap-tahap atau tingkatan yang berkelanjutan dalam membantu terapis
4.        Terapis perlu membuat format-format tertentu yang sangat detail mengenai masalah pasien sesuai dengan tingkatan atau tahapan-tahapan teknik ini. 

C.      Humanistik: Client-Centered Therapy
1.        Pengertian Client-Centered Therapy
Client-centered therapy sering juga disebut psikoterapi non-directive, atau person centered therapy, yaitu suatu metode perawatan psikis yang dilakukan antara terapis dengan klien, agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal slef dengan actual self. Carl R. Rogers mengembangkan teori client-centered therapy sebagai reaksi terhadap apa yang disebutkannya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis.
2.        Cara Client-Centered Therapy
Client-Centered menempatkan tanggung jawab tidak pada konselor, tetapi pada klien. Ada beberapa teknik dasar yang harus dimiliki client-centered adalah sebagai berikut:
a.         Mendengarkan klien secara aktif
b.        Merefleksikan perasaan klien
c.         Menjelaskannya
Teknik-teknik konselingnya adalah sebagai berikut:
a.         Acceptance (penerimaan)
b.        Respect (rasa hormat)
c.         Understanding (mengerti/memahami)
d.        Reassurance (menentramkan hati/meyakinkan)
e.         Encouragement (dorongan)
f.         Limited quetioning (pertanyaan terbatas)
g.        Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan)
3.        Kelebihan dan Kekurangan Client-Centered Therapy
a.         Kelebihan
·           Memberikan landasan humanistik bagi usaha memahami dunia subyek klien, memberikan peluang yang jarang kepada klien  untuk sungguh-sungguh di dengar dan mendengarkan.
·           Mereka bisa menjadi diri sendiri, sebab mereka tahu bahwa mereka tidak akan dievaluasi dan dihakimi.
·           Mereka akan merasa bebas untuk bereksperimen dengan tingkah laku baru.
·           Mereka dapat diharapkan memikul tanggung jawab atas diri mereka sendiri dan merekalah yang masang dalam konseling.
·           Mereka yang menetapkan bidang-bidang apa yang mereka ingin mengeksplorasikan di atas landasan-landsan dan tujuan bagi perubahan.
·           Pendekatan clien-centered menyajikan kepada klien umpan balik langsung dan khas dari apa yang baru di komunisikan.
·           Terapis tertindak sebagai cermin, mereflesikan perasaan-perasaan kliennya yang lebih dalam.
b.        Kekurangan
·           Cara sejumlah praktisi yang menyalah tafsirkan atau menyederhanakan sikap-sikap sentral dari posisi clien center
·           Tidak semua konselor bisa mempratekkan terapi clien center sebab banyak konselor tidak mempercayai filsafat yang melandasinnya.
·           Membatasi lingkup tanggapan dan gaya konseling mereka sendiri pada refleksi-refleksi dan mendengar secara empatik.
·           Adanya jalan yang menyebabkan sejumlah pempraktek menjadi terlalu terpusat pada klien sehingga mereka sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.

REFERENSI:
Riyanti, Dwi. B. P., Hendro, P. Psikologi umum 2. (1998). Jakarta : Universitas Gunadarma.
Yustinus, M. Kesehatan mental 3. (2006). Jakarta : Kanisius.
Tavris, C & Wade, C. (2008). Psikologi: jilid 1 edisi 9. Jakarta: Erlangga.
Spiegler, M.D. (2015). Contemporary behavior therapy 6th edition. Boston: Nelson            Education, Ltd.

Komentar

  1. The Casino Hotel Las Vegas - Mapyro
    Find the closest casino to 포천 출장마사지 Las 인천광역 출장마사지 Vegas, Nevada. See available rates, 강원도 출장안마 amenities, 군포 출장안마 driving directions, amenities. Rating: 3 · ‎9,731 votes 광양 출장안마

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur Organisasi PT. Indofood CBP

Nama   : Santi Setiyowati NPM   : 1A514007 Kelas   : 3PA11 Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ·            Jabatan Manager  : Untuk PT. Indofood CBP Sukses Makmur memiliki beberapa jabatan manager, yaitu antara lain : ü   Manager Umum ( General Manager ) Manager utama di PT. Indofood CBP Sukses Makmur mempunyai wewenang tertinggi dalam perusahaan  yaitu bertanggung jawab atas berlangsungnya segala kegiatan perusahaan yang meliputi memimpin, mengatur, membimbing dan mengarahkan organisasi perusahaan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten. ü   Manager Pabrik ( Factory Manager ) Untuk manager pabrik, ia bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur serta mengawasi kegiatan yang berhubu...

(#SIP) Sistem Pakar (AI-Artificial Intelligence)

v   Sistem Pakar (AI- Artificial Intelligence ) Disini saya akan membahas tentang Sistem Pakar (AI- Artificial Intelligence ). 1.         Definisi Sistem Pakar & AI ·            Definisi Sistem Pakar Menurut Arhami (dalam Hayadi, 2016) sistem pakar adalah suatu cabang dari AI yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. Menurut Wijaya (dalam Hayadi, 2016) sistem pakar merupakan salah satu bidang kecerdasan buatan ( artificial intelligent ), definisi sistem pakar itu sendiri adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang pakar, dimana sistem pakar menggunakan pengetahuan ( knowledge ), fakta dan teknik berfikir dalam menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dari bidang yang bersangkutan. Menurut H...

#SIP (Sistem Informasi Psikologi)

A.       Sistem Informasi Psikologi Disini saya akan membahas dua subjudul yaitu Sistem Informasi dan Sistem Informasi Psikologi , berikut adalah penjelasannya : 1.         Sistem Informasi Disini saya akan membahas terlebih dahulu apa itu sistem ?  Menurut Murdick dan Ross (dalam Fatta, 2007) sistem merupakan seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama.   Menurut Bertalanffy dan Checkland (dalam Sarosa, 2009) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.  Menurut Marimin (2004) sistem yaitu suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.         Sekarang saya akan membahas tentang informasi.  Menurut Kusrini dan Koniyo (2007) adalah data ya...